Kebutuhan Kamera Tubuh-Dikenakan dan Efeknya pada Polisi dan Publik
Ketidakpercayaan terhadap Polisi di Antara Publik
Ketika konflik muncul selama pertemuan polisi, petugas polisi diharapkan untuk berperilaku profesional dengan mengikuti protokol yang diberikan. Dengan meningkatnya kebrutalan polisi di berbagai negara, ada ketidakpercayaan di antara masyarakat tentang tindakan polisi selama konflik. Bahkan interaksi sehari-hari antara warga dan lembaga kepolisian, bahkan dalam pengaturan lokal, juga berkontribusi terhadap ketidakpercayaan secara umum. Misalnya, antara 2010 dan 2014, lebih dari 65% dari peserta (di Amerika) dalam Survei Nasional Korban dan Persepsi tentang Keamanan Publik melaporkan tingkat kepercayaan yang sedikit atau tidak ada pada polisi kota dan transit. Meskipun ini adalah fenomena yang lebih umum di Amerika, sentimen ini harus dicegah agar tidak meningkat di masyarakat Asia seperti Singapura. Diperlukan untuk memperkenalkan mekanisme pemantauan dan pertanggungjawaban untuk menyelesaikan penyalahgunaan kekuasaan badan polisi di tingkat lokal dan meningkatkan kepercayaan warga, untuk memungkinkan penegakan hukum yang efektif.
Ini adalah saat kamera yang dikenakan di tubuh muncul. Kamera yang dikenakan di tubuh adalah alat yang sederhana namun efektif, yang mendorong polisi dan warga negara untuk mengikuti protokol, karena kamera meminta pertanggungjawaban mereka. Rekaman kamera juga memungkinkan peninjauan pertemuan, sehingga lebih mudah untuk menyelesaikan masalah saat melawan tuduhan atau laporan yang tidak jujur, atau ambiguitas. Kamera yang dikenakan di tubuh juga bertindak sebagai alat untuk memperkuat sistem kepolisian secara keseluruhan. Dengan rekaman rekaman dapat digunakan untuk pembelajaran di masa depan, dengan memahami apa yang dilakukan dengan benar atau apa yang bisa lebih baik.
Penggunaan rekaman video melalui kamera yang dikenakan di tubuh tidak hanya memaksa petugas kepolisian untuk bertanggung jawab, tetapi juga memberi mereka alat yang berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka. Implementasinya dapat membantu memperbaiki kepercayaan warga dan ikatan komunitas dengan otoritas lokal.
Kamera yang dikenakan di tubuh telah berhasil diimplementasikan di banyak negara sebagai respons terhadap masalah kepercayaan, menjamurnya korupsi, dan penyalahgunaan wewenang di antara pasukan polisi. Di Amerika Serikat, misalnya, sebuah studi yang dilakukan oleh Forum Investigasi Eksekutif Polisi (cabang investigasi Departemen Kehakiman) menunjukkan bahwa penggunaan kamera yang dikenakan di tubuh meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam kasus-kasus pengaduan warga negara, serta mengidentifikasi dan memperbaiki urusan internal. Selain itu, dua penilaian dampak, di Mesa, Arizona, dan lainnya di Rialto, California, menyimpulkan bahwa implementasi rekaman video, melalui kamera yang dikenakan di tubuh, mengurangi jumlah keluhan warga masing-masing sebesar 75 dan 60 persen.
Secara umum, bukti statistik menunjukkan bahwa penerapan kamera tersebut menghasilkan efek positif: perilaku sosial seseorang membaik ketika ia merasa diperhatikan. Dalam hal ini, warga negara tidak hanya memandang aktivitas pasukan polisi lebih baik, tetapi petugas polisi juga melaporkan interaksi yang lebih positif dengan warga setelah penerapan kamera yang dikenakan di tubuh.
Namun, akan menjadi kesalahan serius dan mahal untuk mengimpor teknologi keamanan yang berhasil tanpa membangun kerangka kerja kelembagaan yang memadai, atau mengembangkan infrastruktur yang tepat untuk implementasinya. Agar kamera yang dikenakan di tubuh dapat menghasilkan hasil yang terukur dan positif, legislator, kepala polisi dan warga negara harus mempertimbangkan rekomendasi dan pelajaran dari negara lain yang telah mengimplementasikan program tersebut.
Sebelum menerapkan kamera yang dikenakan di tubuh, kita harus mempertimbangkan pertimbangan berikut:
- Petugas polisi harus dilatih tentang manajemen kamera yang dikenakan di tubuh berdasarkan kerangka hukum dan manual tindakan polisi.
- Kapan kamera harus diaktifkan. Misalnya, merekam menggunakan kamera akan berguna selama pelanggaran lalu lintas, penangkapan, inspeksi, interogasi, dan penganiayaan. Namun, warga memiliki hak untuk mengetahui kapan itu akan direkam dan dapat menuntut hak mereka untuk privasi dalam situasi sensitif.
- Petugas kepolisian harus mengetahui kapan dan bagaimana rekaman akan diaudit
- Buat tim teknis yang memiliki protokol yang jelas ketika menyebarkan informasi, tidak hanya untuk menghindari kompromi strategi keamanan tetapi juga untuk memastikan akses yang aman ke informasi.
- Perluas kapasitas penyimpanan lokal, baik dengan melakukan outsourcing ke server pihak ketiga atau dengan berinvestasi pada infrastruktur penyimpanan digital.
- Ambil tindakan keamanan cyber dan gunakan metode forensik yang mengidentifikasi kebenaran atau manipulasi dalam rekaman video.
- Menetapkan kriteria untuk pembiayaan bersama dan koordinasi antara otoritas kota, negara bagian dan federal untuk memastikan keberlanjutan finansial dan operasional rekaman video.
Ketika diimplementasikan dengan langkah-langkah yang tepat, kamera yang dikenakan di tubuh berfungsi sebagai alat yang berguna bagi polisi.